Kita perlu memahami para pelaku pasar uang dan motivasinya agar dapat
benar-benar memahami gerak pasar. Meskipun lebih dari setengah turnover
FX ditangani oleh interbank market (trading antar bank), persentasenya
makin menurun karena pertumbuhan partisipasi generasi investor baru yang
makin canggih, sepert hedge fund dan CTA yang makin menunjukan jati
dirinya ditengah persaingan pemain lama (bank-bank global). Karrenanya
kita bagi para pelaku ini dalam empat kelompok besar yakni, market
maker, corporate, spekulator, dan bank sentral.
Market Makers (Dealers)
Dibanding pelaku lain di market FX, market maker bukanlah konsumen pasar
(non-customers), keberadaannya adalah untuk memberikan layanan jasa
kepada klien yang membayarnya (fee based). Perbankan adalah satu-satunya
partisipant yang memiliki banyak uang dalam membiayai aktivitas
perdagangan internasional atau proses Merger & Acquisition yang
membutuhkan dana miliaran dollar sebagai contoh, tapi karena tidak semua
orang bisa melakukan trade langsung dengan bank, munculah
perusahaan-perusahan broker yang menangani "sisa limpahan" klien bank.
Tidak seperti bank dealer yang tujuan utamanya adalah membentuk/mencari
harga terbaik bagi klien korporat, dealer di broker FX memainkan peran
ganda seorang makelar yakni mencocokan order dari basis kliennya serta
memungut spread dari klien tersebut (mirip specialist di NYSE).
Spekulator sering menggunakan mereka (broker dealer) untuk tidak
terlihat mecolok dalam berspekulasi, sementara prop desk (bank-bank
kecil) menggunakannya dalam berarbitrase, sementara retail
memanfaatkannya karena ukuran dan kemudahan persyaratan.
Meskipun peran seorang dealer di pasar secara teoritis, adalah sebagai
penyedia likuiditas bagi pelanggan, faktanya berbicara lain. Dealer
adalah mesin perusahaan yang diharapkan untuk menghasilkan uang (profit)
dengan cara melakukan trade melawan posisi basis client-nya.
Corporate Account
Perusahan multinasional adalah tulang punggung dari market FX, karena
skala dan intensitasnya menjadikan mereka pelaku utama. Bersama dengan
lembaga-lembaga dana pensiun atau asuransi, perusahaan semacam Coca
Cola, IBM, maupun General Electric adalah "real money" ketimbang
mayoritas retail trader yang trading menggunakan leverage. MNC (multi
national corp) melakukan transaksi (menerima dan membayar) dari seluruh
penjuru dunia setiap harinya. Bisa dibayangkan berapa besar kebutuhan
mereka akan FX yang diakomodasi perbankan tiap hari. Alur transakasi ini
yang secara hati-hati di hegde dan direncanakan bagi keperluan
budgeting dan proyeksi laporan keuangan. Karena kelompok ini tidak
bertujuan spekulasi, maka semakin rendah volatilitas (gejolak) pasar,
makin baik bagi mereka.
Speculator (Hedge Fund, CTA, Prop Desk, COM)
Kelompok ini adalah yang paling menarik untuk ditelaah. Tujuan utamanya
adalah menghasilkan profit dari pergerakan pasar, sangat berbeda
dibanding corporate yang menggunakan FX sebagai sarana pembiayaan atau
broker yang mencari untung dari fee dan spread. Pemain besar dalam
kelompok ini termasuk prop desk (bank kecil yang melakukan transaksi
account-nya sendiri), hedge fund, commodity trading advisor (CTA), dan
Currency Overlay Manager (COM). Trader-trader ini berani mengambil
resiko (risk appetite) namun karena menggunakan leverage maka mereka
paling rentan mengalami kerugian besar yang menyebabkan kebangkrutan.
Seperti dealer, merekalah yang banyak berperan dalam intra day moves.
Bank Sentral
Bank sentral di seluruh dunia bertindak sebagai administrator pada
market FX. Setiap bank sentral bertanggung jawab menjaga nilai tukar
mata uangnya, dan bukan rahasia jika mereka sering turun menggerakan
pasar sesuai kemauannya. Bank sentral adalah pihak yang paling gerah
dengan keberadaan para spekulan, tudingan dan kambing hitam atas gejolak
pasar uang sering dialamatkan ke mereka. Karena CB paling bahagia jika
melihat spekulator terkapar, maka intervensi pasar dilakukan pada moment
strategis untuk membuat spekulan terjebak dalam posisi yang tidak
menguntungkan. Sebagian negara-negara kecil malahan menutup pintu sama
sekali akan keberadaan spekulan-spekulan dengan membatasi aliran modal
yang keluar masuk negara bersangkutan.
Pelaku pada market FX teratur rapi dalam suatu bentuk hirarki piramida,
dimana orang yang menempati posisi puncak dipastikan memiliki informasi
dan membaginya kepada penghuni piramid dibawahnya. Di dunia keuangan,
yang namanya penghuni kelas bawah dari suatu piramida ditempati oleh
"publik", pada umumnya adalah konsumen retail yang unsophisticated.
Karena bank dan broker berlaku layaknya pemberi (giver), maka jika anda
adalah seorang retail trader yang membayar 5 pips spread untuk
mendapatkan 20 pips trade maka bisa dikatakan bahwa anda masuk dalam
kategori "Publik".
Sebaliknya hedge funds dan spekulator canggih lainnya berada pada puncak
piramida. Karena kecepatan memperoleh/mengolah informasi serta
pengetahuannya akan kondisi market, pemain-pemain canggih ini mampu
mengubah peta pertempuran dengan mejadikan bank atau broker (apalagi
retail) sebagai mangsa, karena bank atau broker lebih fokus pada
memungut fee/spread daripada mengidentifikasi peluang arbitrase. Sudah
menjadi "tugas" daripada hedge fund untuk semaksimal mungkin menggaet
dan mengkantongi sebagian profit bank (bank sendiri profitnya bisa
disebut risk-free, atau sangat minim resiko).
Karena posisi pemain dalam piramid ditentukan oleh ketersedian informasi
dan kecepatan dalam mengolahnya sebagai penunanjang keputusan investasi
(itu sebabnya big money player seperti Goldman Sach haus akan super
komputer), maka retail trader berada dalam posisi yang terjepit/tertekan
karena kesulitan dalam memperoleh akses informasi yang berimbang. Hal
inilah yang membuat retail trader selalu mendapat peran sebagai publik.
Peran Spekulan Kecil
Retail trader sering juga disebut small speculator menempati posisi yang
unik dalam di dunia FX, layaknya pom-pom girl yang meramaikan suatu
pertandingan. Walaupun sering menjadi mangsa, tetapi mereka bukannya
patah semangat dan tidak selalu menjadi pelengkap penderita. Banyak
spekulan kecil yang berhasil, walau menghadapi banyak keterbatasan.
Kombinasi dari faktor kepercayaan diri serta skill yang mumpuni, membuat
bank trader merasa iri akan keahlian/keuletan spekulan kecil. Salah
satu contohnya adalah Yukiko Ikebe, seorang ibu rumah tangga berumur 61
tahun di Tokyo yang didakwa melakukan penggelapan pajak dari trading
profit sebesar kurang lebih 400 juta yen. Berita tentang ibu tua ini,
membuat Head of Foreign Exchange Societe Generale di Tokyo mengatakan
"Dia membuat profit lebih banyak dari yang kita buat.....Find her and
Hire her!!" Individual-individual yang sukses di FX telah belajar untuk
tidak melawan (fight) pasar, karena pasar tidaklah melawan mereka. Jadi
individual macam ini fokusnya adalah menerima apa yang Mr. Market
berikan dan dari contoh ibu Ikebe, pemberian Mr. Market banyak
sekali..........
Sayangnya para superstars ini jumlahnya sedikit dan langka, karena
mayoritas retail trader umumnya tidak cukup bekal untuk bertahan lama
dalam pertempuran FX. Jika market maker (dealer) mengambil posisi
melawan posisi basis klien-kliennya, maka dapat disimpulkan bahwa para
klien selalu dalam posisi yang salah tiap saat....wrong side of the
trade most of the time sehingga market maker dapat memberikan profit
bagi perusahaannya.
Spekulan kecil pada pasar finansial manapun dijadikan sebagai contrarian
indicator yang paling berharga dan secara aktif dipantau para
money/fund manager. Karena mereka hampir selalu salah, maka posisi yang
diambil para spekulan kecil dapat dijadikan sebagai acuan mengambil
posisi yang berlawanan. Kurangnya pemahaman akan money management yang
baik dan faktor psikologis membuat banyak spekulan kecil dilindas oleh
pergerakan harga.
Tapi anda jangan patah semangat, ambilah contoh dari ibu Yukibe (Tokyo),
KG (Indonesia), Hoosain Harneker (Afsel), Rob Booker (100 pips trader,
West Virginia), Chuck Hays (the coolest man, Minnesota), Franki Law
(Technical Analyst, Hongkong) dan yang lainnya. Mereka semua telah
"membayar uang sekolah" dan memahami untuk tidak melawan pasar. Seperti
yang diucapkan oleh Sun Tzu "Kenali kawanmu dengan baik, tapi kenali
musuhmu lebih baik lagi".........
Salam.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar