Senin, 28 Mei 2012

FX Players

Kita perlu memahami para pelaku pasar uang dan motivasinya agar dapat benar-benar memahami gerak pasar. Meskipun lebih dari setengah turnover FX ditangani oleh interbank market (trading antar bank), persentasenya makin menurun karena pertumbuhan partisipasi generasi investor baru yang makin canggih, sepert hedge fund dan CTA yang makin menunjukan jati dirinya ditengah persaingan pemain lama (bank-bank global). Karrenanya kita bagi para pelaku ini dalam empat kelompok besar yakni, market maker, corporate, spekulator, dan bank sentral.


Market Makers (Dealers)


Dibanding pelaku lain di market FX, market maker bukanlah konsumen pasar (non-customers), keberadaannya adalah untuk memberikan layanan jasa kepada klien yang membayarnya (fee based). Perbankan adalah satu-satunya partisipant yang memiliki banyak uang dalam membiayai aktivitas perdagangan internasional atau proses Merger & Acquisition yang membutuhkan dana miliaran dollar sebagai contoh, tapi karena tidak semua orang bisa melakukan trade langsung dengan bank, munculah perusahaan-perusahan broker yang menangani "sisa limpahan" klien bank. Tidak seperti bank dealer yang tujuan utamanya adalah membentuk/mencari harga terbaik bagi klien korporat, dealer di broker FX memainkan peran ganda seorang makelar yakni mencocokan order dari basis kliennya serta memungut spread dari klien tersebut (mirip specialist di NYSE). Spekulator sering menggunakan mereka (broker dealer) untuk tidak terlihat mecolok dalam berspekulasi, sementara prop desk (bank-bank kecil) menggunakannya dalam berarbitrase, sementara retail memanfaatkannya karena ukuran dan kemudahan persyaratan.

Meskipun peran seorang dealer di pasar secara teoritis, adalah sebagai penyedia likuiditas bagi pelanggan, faktanya berbicara lain. Dealer adalah mesin perusahaan yang diharapkan untuk menghasilkan uang (profit) dengan cara melakukan trade melawan posisi basis client-nya.


Corporate Account


Perusahan multinasional adalah tulang punggung dari market FX, karena skala dan intensitasnya menjadikan mereka pelaku utama. Bersama dengan lembaga-lembaga dana pensiun atau asuransi, perusahaan semacam Coca Cola, IBM, maupun General Electric adalah "real money" ketimbang mayoritas retail trader yang trading menggunakan leverage. MNC (multi national corp) melakukan transaksi (menerima dan membayar) dari seluruh penjuru dunia setiap harinya. Bisa dibayangkan berapa besar kebutuhan mereka akan FX yang diakomodasi perbankan tiap hari. Alur transakasi ini yang secara hati-hati di hegde dan direncanakan bagi keperluan budgeting dan proyeksi laporan keuangan. Karena kelompok ini tidak bertujuan spekulasi, maka semakin rendah volatilitas (gejolak) pasar, makin baik bagi mereka.


Speculator (Hedge Fund, CTA, Prop Desk, COM)


Kelompok ini adalah yang paling menarik untuk ditelaah. Tujuan utamanya adalah menghasilkan profit dari pergerakan pasar, sangat berbeda dibanding corporate yang menggunakan FX sebagai sarana pembiayaan atau broker yang mencari untung dari fee dan spread. Pemain besar dalam kelompok ini termasuk prop desk (bank kecil yang melakukan transaksi account-nya sendiri), hedge fund, commodity trading advisor (CTA), dan Currency Overlay Manager (COM). Trader-trader ini berani mengambil resiko (risk appetite) namun karena menggunakan leverage maka mereka paling rentan mengalami kerugian besar yang menyebabkan kebangkrutan. Seperti dealer, merekalah yang banyak berperan dalam intra day moves.


Bank Sentral


Bank sentral di seluruh dunia bertindak sebagai administrator pada market FX. Setiap bank sentral bertanggung jawab menjaga nilai tukar mata uangnya, dan bukan rahasia jika mereka sering turun menggerakan pasar sesuai kemauannya. Bank sentral adalah pihak yang paling gerah dengan keberadaan para spekulan, tudingan dan kambing hitam atas gejolak pasar uang sering dialamatkan ke mereka. Karena CB paling bahagia jika melihat spekulator terkapar, maka intervensi pasar dilakukan pada moment strategis untuk membuat spekulan terjebak dalam posisi yang tidak menguntungkan. Sebagian negara-negara kecil malahan menutup pintu sama sekali akan keberadaan spekulan-spekulan dengan membatasi aliran modal yang keluar masuk negara bersangkutan.
Pelaku pada market FX teratur rapi dalam suatu bentuk hirarki piramida, dimana orang yang menempati posisi puncak dipastikan memiliki informasi dan membaginya kepada penghuni piramid dibawahnya. Di dunia keuangan, yang namanya penghuni kelas bawah dari suatu piramida ditempati oleh "publik", pada umumnya adalah konsumen retail yang unsophisticated. Karena bank dan broker berlaku layaknya pemberi (giver), maka jika anda adalah seorang retail trader yang membayar 5 pips spread untuk mendapatkan 20 pips trade maka bisa dikatakan bahwa anda masuk dalam kategori "Publik".

Sebaliknya hedge funds dan spekulator canggih lainnya berada pada puncak piramida. Karena kecepatan memperoleh/mengolah informasi serta pengetahuannya akan kondisi market, pemain-pemain canggih ini mampu mengubah peta pertempuran dengan mejadikan bank atau broker (apalagi retail) sebagai mangsa, karena bank atau broker lebih fokus pada memungut fee/spread daripada mengidentifikasi peluang arbitrase. Sudah menjadi "tugas" daripada hedge fund untuk semaksimal mungkin menggaet dan mengkantongi sebagian profit bank (bank sendiri profitnya bisa disebut risk-free, atau sangat minim resiko).
Karena posisi pemain dalam piramid ditentukan oleh ketersedian informasi dan kecepatan dalam mengolahnya sebagai penunanjang keputusan investasi (itu sebabnya big money player seperti Goldman Sach haus akan super komputer), maka retail trader berada dalam posisi yang terjepit/tertekan karena kesulitan dalam memperoleh akses informasi yang berimbang. Hal inilah yang membuat retail trader selalu mendapat peran sebagai publik.


Peran Spekulan Kecil


Retail trader sering juga disebut small speculator menempati posisi yang unik dalam di dunia FX, layaknya pom-pom girl yang meramaikan suatu pertandingan. Walaupun sering menjadi mangsa, tetapi mereka bukannya patah semangat dan tidak selalu menjadi pelengkap penderita. Banyak spekulan kecil yang berhasil, walau menghadapi banyak keterbatasan. Kombinasi dari faktor kepercayaan diri serta skill yang mumpuni, membuat bank trader merasa iri akan keahlian/keuletan spekulan kecil. Salah satu contohnya adalah Yukiko Ikebe, seorang ibu rumah tangga berumur 61 tahun di Tokyo yang didakwa melakukan penggelapan pajak dari trading profit sebesar kurang lebih 400 juta yen. Berita tentang ibu tua ini, membuat Head of Foreign Exchange Societe Generale di Tokyo mengatakan "Dia membuat profit lebih banyak dari yang kita buat.....Find her and Hire her!!" Individual-individual yang sukses di FX telah belajar untuk tidak melawan (fight) pasar, karena pasar tidaklah melawan mereka. Jadi individual macam ini fokusnya adalah menerima apa yang Mr. Market berikan dan dari contoh ibu Ikebe, pemberian Mr. Market banyak sekali..........

Sayangnya para superstars ini jumlahnya sedikit dan langka, karena mayoritas retail trader umumnya tidak cukup bekal untuk bertahan lama dalam pertempuran FX. Jika market maker (dealer) mengambil posisi melawan posisi basis klien-kliennya, maka dapat disimpulkan bahwa para klien selalu dalam posisi yang salah tiap saat....wrong side of the trade most of the time sehingga market maker dapat memberikan profit bagi perusahaannya.

Spekulan kecil pada pasar finansial manapun dijadikan sebagai contrarian indicator yang paling berharga dan secara aktif dipantau para money/fund manager. Karena mereka hampir selalu salah, maka posisi yang diambil para spekulan kecil dapat dijadikan sebagai acuan mengambil posisi yang berlawanan. Kurangnya pemahaman akan money management yang baik dan faktor psikologis membuat banyak spekulan kecil dilindas oleh pergerakan harga.

Tapi anda jangan patah semangat, ambilah contoh dari ibu Yukibe (Tokyo), KG (Indonesia), Hoosain Harneker (Afsel), Rob Booker (100 pips trader, West Virginia), Chuck Hays (the coolest man, Minnesota), Franki Law (Technical Analyst, Hongkong) dan yang lainnya. Mereka semua telah "membayar uang sekolah" dan memahami untuk tidak melawan pasar. Seperti yang diucapkan oleh Sun Tzu "Kenali kawanmu dengan baik, tapi kenali musuhmu lebih baik lagi".........

Salam.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar