Selasa, 07 Agustus 2012

Trading Balas Dendam

Trading balas dendam hanya disebabkan oleh satu hal, menyalahkan pasar karena kerugian anda. Tapi mari berpikir secara realistis. Siapa yang harus disalahkan jika anda rugi? Saya tidak berpikir bahwa menyalahkan adalah kata yang salah. Pertanyaannya adalah siapa yang bertanggung jawab atas kerugian anda?
 
Tentu saja jawabannya adalah anda. Pasar tidak menyebabkan anda rugi. Jadi marah kepada pasar dan berusaha membalas dendam sama sekali tidak masuk akal. Dan karena anda bertanggungjawab atas perbuatan anda, saat anda berusaha membalas dendam atas kerugian yang anda terima, anda sesungguhnya berusaha membalas dendam kepada diri anda sendiri. Dan hal itu sama sekali tidak masuk akal. Kenapa anda ingin membalas dendam kepada diri anda sendiri?
 
Tapi inilah sebabnya kenapa anda marah kepada pasar dan berusaha membalas kerugian anda dengan penuh dendam. Apabila anda marah dan frustasi, anda hanya akan membuat kesalahan perdagangan yang semakin merugikan anda.
 
Banyak orang bingung kenapa rasa balas dendam bisa muncul di dalam trading. Tapi semuanya sebenarnya sangat simpel. Pikirkan tentang judi, contohnya. Anda hanya bisa kalah jika anda memutuskan untuk bertaruh. Jika anda memasang taruhan, mudah untuk bertanggungjawab atas kerugian anda karena anda telah secara fisik menempatkan uang anda dalam taruhan, dan anda hanya bisa kalah sebesar apa yang telah anda resikokan.

Tetapi tentu saja di dalam trading semuanya sangat berbeda, apabila anda tidak mau atau tidak bisa keluar dari perdagangan yang merugikan, anda bisa mengalami lebih banyak kerugian dari apa yang awalnya anda rencanakan. Bahkan dengan stop loss, bisa saja ada keteledoran yang menyebabkan anda mengalami kerugian lebih besar dari yang anda rencanakan. Sehingga mudah untuk menyalahkan pasar karena kerugian tersebut. Pasar mengambil uang anda. Disinilah faktor balas dendam itu muncul.
 
Mari lihat sebuah contoh. Katakanlah anda kehilangan 300 poin di perdagangan terakhir. Apakah keuntungan 100 poin di perdagangan berikutnya akan cukup? Pasar mungkin dengan jelas memberikan tanda kepada pengamat yang objektif bahwa yang bisa didapat dalam perdagangan ini hanyalah 100 poin. Tetapi kepada orang yang baru kehilangan 300 poin (khususnya jika mereka tidak mempersiapkannya), seringkali 100 poin tidak akan cukup karena 100 poin tidak bisa menutupi kerugian yang telah anda dapat. Anda harus mendapat hampir 300 poin untuk merasa benar lagi.

Tapi mari berpikir secara realistis. Apakah satu perdagangan ada hubungannya dengan yang lain? Pasar tidak tahu atau peduli berapa banyak yang anda hasilkan atau hilangkan di perdagangan sebelumnya. Hal itu tidak ada hubungannya dengan perdagangan anda yang berikut atau yang kelimapuluh. Hal ini harus terus anda camkan dalam pikiran anda.

Satu perdagangan tidak ada hubungannya dengan yang selanjutnya. Mereka tidak tersambung sama sekali. Jadi berusaha untuk mengembalikan apa yang telah anda hilangkan di perdagangan sebelumnya sama sekali tidak masuk akal. Anda hanya bisa mengambil keuntungan dari apa yang ada di perdagangan saat itu. Dan sekali lagi, hal itu tidak ada hubungannya dengan perdagangan anda yang telah lalu.
 
Pada saat anda merasa harus mendapatkan kembali apa yang telah anda hilangkan, anda masuk dan berusaha menguasai pasar, hampir menantang pasar untuk bertengkar. Ini adalah sikap yang salah. Anda harus mengikuti pasar, bukan bertengkar dengannya. Anda tidak bisa melawan pasar karena anda tidak akan menang. Anda tidak bisa merubah apa yang akan dilakukan pasar. Anda hanya bisa merubah diri anda.
 
Mark Douglas menyatakannya dengan sangat jelas, “Pasar tidak bisa mengambil apapun dari anda apabila anda tidak mengizinkannya. Jika anda mengalami kerugian atau mengalami kerugian lebih besar dari yang anda rencanakan, anda memberikan uang anda ke trader lain. Pada akhirnya, balas dendam menciptakan hubungan yang negatif dengan diri anda sendiri. Jika anda adalah seseorang yang memberikan uang kepada pasar, anda juga merupakan seseorang yang menghasilkan uang dari pasar. Jika anda marah kepada diri anda sendiri karena membiarkan perdagangan terakhir menjadi tidak terkontrol, segala kesempatan yang ditawarkan pasar pada saat ini tidak akan pernah cukup. Secara psikologis, anda tidak akan mendapat kesempatan untuk membuat keuntungan karena anda tidak bisa menerima kegagalan di perdagangan terakhir anda dengan lapang dada. Efeknya, anda akan menutup diri anda dari kesempatan yang ada saat ini atau di masa depan untuk menghukum diri anda atas kesalahan tadi. Faktanya, anda tidak bisa marah kepada pasar, dan pikiran untuk balas dendam hanya akan kembali pada diri anda sendiri.”
 
Saya rasa sangatlah jelas bagi kebanyakan orang bahwa berusaha membalas dendam pada pasar adalah hal yang salah. Tapi saya harap sekarang anda menyadari bahwa jika anda berusaha membalas dendam pada pasar, anda hanya membalas dendam pada diri anda sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar