Selasa, 05 Juni 2012

Pembagian Trader Menurut Waktu Transaksi

1. Day Trader atau Scalper; dari namanya saja sudah jelas bahwa tipe ini memiliki frame pendek, mereka open dan close posisi pada hari yang sama atau trade per sesi saja. Time frame yang digunakanpun umumnya dibawah hourly frame. Turnover dari trade yang dilakukan dalam satu hari bisa tinggi, karena target profit yang dibidik juga tidak besar maka volume dan frekuensi trading yang diperbesar agar memperoleh return memadai. Dan untuk memenuhi target harian, tidak heran tipe ini melakukan trade pada pair yang memiliki volatilitas atau average day range yang lebar seperti GBP/JPY, dengan tujuan mendapat ruang profit yang cukup bagi trade yang dilakukan. Perhatikan pada gambar di bawah ini, seorang scalper akan melakukan trade pada kondisi market apapun, baik up, down, atau konsolidasi.


2. Swing trader; tipe ini mengambil keuntungan dari gerak yang lebih panjang serta menggunakan time frame yang lebih besar karena setelah entry mereka membidik perubahan arah atau reversal dari instrument yang ditrade. Bisa saja posisi di hold beberapa hari atau minggu. Jadi mereka ini memanfaatkan tiap swing high dan swing low dari gerak harga, seperti contoh di bawah ini. 


Swing trader sebenarnya adalah bagian dari Momentum Trader yang memanfaatkan trend dan momentum harga yang bergerak dalam satu arah. Mereka akan mengambil peluang dari trend utama pada setiap koreksi dan atau saat terjadi breakout, seperti contoh gambar berikut;


Dengan demikian timing entry/exit menjadi krusial bagi swing/momentum trader ketimbang day trader, salah satu alasannya adalah karena turnover yang lebih kecil. Namun keduanya memiliki kesamaan yakni lebih menggunakan pendekatan analisa teknikal ketimbang fundamental.

3. Positional trader;
ini adalah jenis trader yang hold posisi lama bisa bulanan malah tahunan karena memutuskan untuk stay with the trend long enough, biasanya hingga trend utama pada frame yang paling besar menunjukan tanda-tanda akan berakhir. Tipe ini adalah kebalikan dari intraday trader karena tujuannya adalah mencapai potensi profit yang maksimal pada trend utama ketimbang mengikuti fluktuasi short term yang terjadi dari hari ke hari. Mereka tidak in/out di pasar tiap hari atau tiap minggu. Walaupun mengambil keputusan juga melihat sisi teknis, positional trader menggunakan modelling analisa fundamental untuk mencari deviasi dari nilai tukar yang wajar, karena itu perspektifnya pun berbeda.
Portfolio Manager FX akan menganalisa dan mempertimbangkan indikator-indikator ekonomi, keputusan pemerintah, suku bunga dll untuk mengambil keputusan trading. Banyaknya konsideran ini yang membuat mereka meletakan trade hanya pada major pair yang liquid termasuk G7 dan sebagian kecil emerging market yang dianggap favorit saja.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar